" Belanja Ke Pasar Johar Merupakan Bukti Kecintaan kita terhadap prinsip ekonomi kerakyatan "

Selasa, 24 April 2012

Kondisi Pasar Tradisional, Johar Saat ini




Pasar Tradisional di Kota Semarang kondisi pada umumnya telah memprihatinkan, meskipun program Pemerintah Kota Semarang untuk merevitalisasi pasar-pasar tradisional telah berjalan, namun tidak sebanding dengan berdirinya pusat perbelanjaan modern seperti mall,swalayan, hypermarket,dll.Lama kelamaan pasar tradisional akan ditinggal oleh para pembeli.

Sejarah Singkat Pasar Johar Semarang


" Sampe pada taon1865, ini satoe bagian dari aloon-aloon telah meroepakan sebagai satoe bagian dari pasar, djika pagi terdapet banjak orang jang joealan barang keperloean di itoe tempat, tetapi itoe poehoen-poehoen djohar jang terdapet dipinggir djalanan, tetep belon dikasih laloe, maka oleh publiek dinamaken Pasar Djohar "
 

Sejarah pasar Johar diawali tahun 1860. Pada saat itu banyak orang berdagang  didepan rumah penjara yang terletak di sebelah timur alon-alon Semarang. Para pedagang tersebut melayani para keluarga tahanan yang menunggu jam besuk dibawah pohon johar. Barang yang dijual merupakan hasil bumi berupa buah-buahan,jagung,ketela pohon dan pisang.
Karena dianggap tidak mengganggu lalu lintas, oleh pemerintah Kota Praja (dibawah Kolonial Belanda ) dibiarkan saja. Petugas sapu pasar Damaran yang dekat dengan tempat tersebut bahkan memungut semacam retribusi kepada para pedagang. Dari deretan pohon yang ada ditempat tersebut, nama PASAR JOHAR berasal.

Pada tahun 1931,Pemerintah Kota Praja berencana membangun pasar yang lebih besar dengan menggabungkan pasar yang sudah ada sebelumnya yaitu pasar pedamaran,johar,beteng,jurnatan dan pekojan. Johar dipilih sebagai lokasi pasar tersebut, untuk keperluan itu bangunan penjara dirobohkan dan pohon-pohon johar ditebang.

Tahun 1933, Ir Thomas Karsten (orang Belanda) membuat desain pasar sentral yang bentuk dasarnya seperti pasar Jatingaleh.  Melalui suatu kajian yang mendalam,desain itu dirubah mengingat kondisi iklim, cuaca serta perilaku masyarakat Semarang. Hasilnya sebuah karya arsitektur yang luar biasa. Cahaya matahari bisa masuk ke seleruh penjuru pasar tanpa ada efek panas. Udarapun bisa masuk dengan sirkulasi yang baik. Pada tahun 1955, Pasar Johar disebut-sebut sebagai pasar terbesar di Asia Tenggara.

Demikian sekelumit sejarah keberadaan Pasar Johar Semarang sebagai bahan referensi bagi yang membutuhkan.

( ditulis kembali Oleh : Kariyadi dari sumber Harian Suara Merdeka)